Beranda | Artikel
Wafatnya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam Bagian 2 - Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah (Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq Al-Badr)
Minggu, 29 Oktober 2017

Bersama Pemateri :
Syaikh `Abdurrazzaq bin `Abdil Muhsin Al-Badr

Wafatnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Bagian 2 adalah bagian dari Ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah oleh: Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr
Penerjemah: Ustadz DR. Musyafa Ad-Dariny, M.A.

(Download juga rekaman kajian sebelumnya: Wafatnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam – Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah

Ringkasan Kajian: Wafatnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Bagian 2

Meskipun Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah wafat, tapi agama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam akan tetap ada hingga hari kiamat. Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “akan selalu ada dari umatku, sekelompok orang yang selalu ditolong dan dimenangkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas kebenaran hingga hari kiamat.” Sehingga dari hadits ini, dapat dipahami bahwa agama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam akan terus ada dan dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Adapun agama yang dimaksud adalah adalah “Tidak ada kebaikan kecuali beliau telah tunjukkan umatnya kepadanya dan tidak ada keburukan kecuali beliau telah memperingatkan umatnya darinya.”

Kebaikan yang paling tinggi dan paling agung secara mutlak adalah mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana telah disampaikan pada kajian-kajian yang telah lalu. Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menghabiskan waktu sepuluh tahun untuk menjelaskan tauhid ini selama di kota Mekah. Tidak ada yang beliau sampaikan kecuali tauhid. Tauhid merupakan pondasi dari agama ini. Yaitu mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengikhlaskan agama ini untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Adapun keburukan yang diperingatkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah kesyirikan. Yaitu menyamakan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan Allah. Menjadikan sekutu bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, mempersembahkan hak-hak yang seharusnya untuk Allah kepada yang lainnya. Dan itu merupakan dosa yang paling besar. Kedzaliman yang paling dahsyat. Allah berfirman:

إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ﴿١٣…﴾

“…sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”(Q.S Al-Luqman[31]: 13)

Selain kesyirikan, keburukan yang diperingatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah semua yang dibenci oleh Allah dan ditolak oleh-Nya. Maksudnya adalah semua hal dari kemaksiatan-kemaksiatan. Baik kemaksiatan yang kecil maupun kemaksiatan yang besar. Seperti membunuh, mencuri, berzina, berdusta, menipu dan dosa-dosa yang lainnya yang dilarang oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Seorang perlu mengetahui larangan-larangan tersebut. Agar seorang muslim mengetahui apa yang seharusnya mereka jauhi sebagaimana mereka harus mengetahui apa yang harus dilakukan. Adapun orang yang tidak tahu tentang apa yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya, bagaimana dia akan menjauhi larangan tersebut. Didalam pepatah lama dikatakan, “Bagaimana seseorang akan menjauhi sesuatu yang tidak diketahui harus dijauhi olehnya, bagaimana seseorang akan menjauhi yang tidak dia ketahui harus dijauhi.”

Seorang sahabat yang mulia yaitu Hudzaifah Ibnul Yaman radiyallahu ‘anhu berkata, “Manusia dahulu biasa bertanya pada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengenai kebaikan. Aku sendiri sering bertanya mengenai kejelekan supaya aku tidak terjerumus di dalamnya.” ( HR. Bukhari no. 3411 dan Muslim no. 1847)

Dari hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan mengetahui keburukan karena takut akan tertimpa keburukan tersebut merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan dan diperintahkan kepada seorang muslim. Oleh karenanya, dapat dilihat orang-orang yang hidup didalam kejahilan, mereka akan terjatuh kedalam hal-hal yang diharamkan. Mungkin karena mereka tidak mengerti bahwa hal tersebut diharamkan atas mereka. Oleh karenanya, sebagai seorang muslim, memanfaatkan hidupnya untuk membaca buku-buku yang menjelaskan hal tersebut agar mereka tahu tentang dosa-dosa besar.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِن تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُم مُّدْخَلًا كَرِيمًا ﴿٣١﴾

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (Q.S An-Nisa[4]: 31)

Simak dan Download MP3 Kajian Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Wafatnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Bagian 2


Jangan lupa untuk turut menyebarkan kebaikan dengan membagikan link download kajian ini ke Facebook, Twitter, dan Google+ kita. Jazakumullahu khairan


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/29206-wafatnya-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam-bagian-2-kitab-al-ushul-ats-tsalatsah-syaikh-prof-dr-abdurrazzaq-al-badr/